Ada Kampung Perangkai Bunga di Jogja
JOGJA – Masyarakat yang menetap di lokasi toko bunga Kotabaru siap-siap menyongsong pembentukan kampung literasi profesi florist. Mulai ini hari seputar 20 perangkai bunga akan dilatih membuat serangkaian bunga ciri khas Kota Jogja.
Katua Tempat Uji Kompetensi (TUK) Sekar Rinonce Kotabaru FX Supardi menjelaskan kursus bersertifikat akan dikerjakan saat dua hari untuk membuat kampung berkompetensi menyusun bunga.
“Sampai kini kan mereka menyusunnya masih tetap begitu tehnis, yang terpenting laris saja. Dengan kursus ini diinginkan mereka dapat membuat serangkaian ciri khas Kota Jogja serta nanti akan ada sertifikat profesinya,” kata Supardi, Senin (16/7/2018).
Supardi menjelaskan kursus itu adalah sisi dari program Pemkot Jogja untuk melakukan pembangunan berbasiskan kampung kompetensi.
Kursus itu didanai oleh Dinas Pendidikan Kota Jogja, akan tetapi dana yang digelindingkan supaya kursus bebas cost masih tetap hanya terbatas. Supardi menjelaskan untuk menerbitkan sertifikat kompetensi diperlukan cost kursus sebesar Rp5 Juta per orang. Oleh karenanya perangkai bunga yang lain akan disertifikasi pada tahun biaya setelah itu.
“Kelak akan ada uji kompetensi nasional pada 11 sampai 13 Agustus 2018. Sebelum uji kompetensi nasional, akan ada kursus kembali sesudah kursus ini, namanya training of trainer. Sesudah itu perangkai bunga yang ingin sertifikasi tempatnya di sini,” kata Supardi.
Supardi menjelaskan keseluruhnya kursus akan dituntun oleh narasumber dari Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI). Kedatangan IPBI yang berpusat di Jakarta sekaligus juga menghidupkan kepengurusan IPBI Kota Jogja yang telah lama berhenti.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Edy Heri Situasi menjelaskan nanti sertifikat profesi itu bisa dipakai untuk mencari pekerjaan di semua Indonesia. Nanti gaji yang dikasihkan akan dihitung /jam. “Kelak tujuan setelah itu sertifikasi tukang sapu di Kotabaru, kami akan bekerja bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup. Semua profesi akan, kelak akan dikerjakan dengan setahap,” kata Edy.